Download Proposal LK II Di Link ini : http://www.4shared.com/document/DT0Ut4Ja/_2__LK_II_KOLAKA.html
Atau
http://www.4shared.com/document/HQvt4a9j/LK_II_KOLAKA.html
Rabu, 19 Mei 2010
TERM OF REFERENCE
INTERMEDIATE TRAINING (LK II)
HMI CABANG KOLAKA
DASAR PEMIKIRAN
Dalam sejarah perjalanannya, HMI telah mampu melahirkan kader-kader ummat sekaligus sebagai kader bangsa bagi negeri ini. Bahkan dalam kebesaran sejarahnya HMI telah memberikan konstribusi bagi perjuangan fisik yang terjadi pada awal kelahirannya. Sehingga eksistensi HMI sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan telah membawa wacana intelektual dalam kancah kenegaraan dengan menciptakan tokoh nasional sebagai decesion maker dalam Perjalanan bangsa.
Namun disisi lain, kebesaran HMI dimasa lalu semakin terpinggirkan oleh arus globalisasi yang membawa semangat hedonisme yang membuat sedikit pergeseran terhadap arah perjuangan yang kehilangan orientasi. Bahkan dengan usianya yang sudah setengah abad lebih, HMI seakan lari dari komitmen keumatan dan kebangsaan yang menjadi tujuan dasar di awal berdirinya HMI. Untuk itu diperlukan adanya sebuah usaha pelurusan pemikiran dan sikap yang akan membawa kepada opini membangun HMI kembali dengan tradisi intelektualnya melalui kajian dan pengkaderannya.
Sadar atau tidak, sebenarnya HMI sekarang ini berada pada generasi keempat. Dimana setiap generasi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakan dari generasi sebelum atau sesudahnya. Ibnu Khaldun, ahli sosial abad XIV M dalam karya mukaddimah, memberikan gambaran tentang bangkit dan mundurnya suatu peradaban. Ibnu Khaldun sendiri memberikan gambaran bahwa umumnya peradaban akan bertahan selama lima generasi, yang tiap-tiap generasi itu mempunyai watak yang khas. Generasi pertama adalah perintis, generasi kedua adalah pengembang. Generasi ketiga adalah penjaga tradisi. Generasi keempat adalah penikmat. Generasi kelima adalah perusak.
Generasi pertama adalah generasi pemula sebuah peradaban yang punya satu kehendak besar, impian bersama dan visi bersama. Generasi kedua adalah generasi pengembang mereka sudah mewarisi konsep dan sedikit infrastruktur dari genarasi pertama. Mereka lebih banyak memikirkan pengembangan dari apa yang telah diraih oleh generasi pertama. Genersi ketiga adalah generasi penjaga tradisi yang mewarisi hasil yang cukup besar dari generasi sebelumnya, namun biasanya keuletan mereka tak seperti generasi sebelumnya, penyakit-penyakit masyarkat yang biasa kemalasan, gaya hidup hedonisme dan kejahatan mulai bermunculan. Generasi keempat adalah penikmat. Generasi ini biasanya kurang tangguh. Kehidupan yang serba menyenangkan membuat mereka selalu ingin cepat dalam meraih kesenangan tapi malas mengusahakannya. Produktifitas mereka seringkali tidak seimbang dengan selera mereka yang tinggi. Generasi kelima biasanya generasi manja, generasi yang hanya ingin enak, mereka hanya ingin menghambur-hamburkan apa yang sudah ada, mereka juga malas berjuang. Dalam keadaan ini biasanya suatu bangsa akan hancur, secara internal mereka carut marut sehingga pihak luar sangat mudah dihancurkan.
Saat inilah ajal peradaban terjadi, genarasi penikmat yang bertugas untuk melanjutkan hasil dari genarasi sebelumnya tidak mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi. Kondisi ini terjadi karena pada generasi ini berada pada situasi dan kondisi yang serba dimanjakan. Bagi HMI adalah pilihan, menjadi generasi pertama atau kelima? Kesadaran, keyakinan dan kecepatan gerak nampaknya menjadi kebutuhan primer dimassa sekarang. Melalui tradisi intelektual yang mendasar pada HMI selayaknya HMI kembali menjadi organisasi kemahasiswaan pelopor gerakan oposisi terhadap tirani pemerintah. Dengan tradisi intelektual juga HMI seyogyanya mampu mereformasi diri menjadi sebuah organisasi yang modern. Namun tetap pada bingkai keummatan, sehingga kader HMI nantinya tidak terjebak dalam pragmatisme gerakan dan tidak tercebur dalam politik praktis yang akan membuat HMI lupa kepada ummat.
Kesadaran untuk selalu merubah diri dan menjadi lebih baik adalah satu keniscayaan manusia, agar kader-kader HMI masih memiliki tempat sebagai kader bangsa dalam menjawab tantangan yang menjadi problematika dimasyarakat, hanya NDP yang layak menjadi basis ideolgi sebuah perjuangan dalam menterjemahkan visi HMI bagi seorang kader HMI, yaitu berorientasi terhadap terbentuknya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT, dan sudah seharusnya NDP mejadi pahyaman yang mendapatkan prioritas, karena apalah artinya perjuangan yang tanpa didasari nilai-nilai ideology, sehingga berlaku satu hukum bahwa semakin jauh kader HMI dari ideologinya dasarnya (NDP) maka akan semakin jauh peran kader-kader HMI dari harapan yang diinginkan umat dan bangsa dari eksistensi kader-kadernya.
Berbagai pelatihan sebagai salah satu sarana untuk membekali diri para kader untuk lebih memahami filosofi perjuangan HMI. Salah satunya adalah latihan kader II (Intermediate Training). Dengan berbagai materi dan informasi yang akan disampaikan diharapkan para kader mampu mengaktualisasikan diri dan berjaung dengan tetap berada pada koridor perjuangan HMI dan bangsa.
INTERMEDIATE TRAINING (LK II)
HMI CABANG KOLAKA
DASAR PEMIKIRAN
Dalam sejarah perjalanannya, HMI telah mampu melahirkan kader-kader ummat sekaligus sebagai kader bangsa bagi negeri ini. Bahkan dalam kebesaran sejarahnya HMI telah memberikan konstribusi bagi perjuangan fisik yang terjadi pada awal kelahirannya. Sehingga eksistensi HMI sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan telah membawa wacana intelektual dalam kancah kenegaraan dengan menciptakan tokoh nasional sebagai decesion maker dalam Perjalanan bangsa.
Namun disisi lain, kebesaran HMI dimasa lalu semakin terpinggirkan oleh arus globalisasi yang membawa semangat hedonisme yang membuat sedikit pergeseran terhadap arah perjuangan yang kehilangan orientasi. Bahkan dengan usianya yang sudah setengah abad lebih, HMI seakan lari dari komitmen keumatan dan kebangsaan yang menjadi tujuan dasar di awal berdirinya HMI. Untuk itu diperlukan adanya sebuah usaha pelurusan pemikiran dan sikap yang akan membawa kepada opini membangun HMI kembali dengan tradisi intelektualnya melalui kajian dan pengkaderannya.
Sadar atau tidak, sebenarnya HMI sekarang ini berada pada generasi keempat. Dimana setiap generasi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakan dari generasi sebelum atau sesudahnya. Ibnu Khaldun, ahli sosial abad XIV M dalam karya mukaddimah, memberikan gambaran tentang bangkit dan mundurnya suatu peradaban. Ibnu Khaldun sendiri memberikan gambaran bahwa umumnya peradaban akan bertahan selama lima generasi, yang tiap-tiap generasi itu mempunyai watak yang khas. Generasi pertama adalah perintis, generasi kedua adalah pengembang. Generasi ketiga adalah penjaga tradisi. Generasi keempat adalah penikmat. Generasi kelima adalah perusak.
Generasi pertama adalah generasi pemula sebuah peradaban yang punya satu kehendak besar, impian bersama dan visi bersama. Generasi kedua adalah generasi pengembang mereka sudah mewarisi konsep dan sedikit infrastruktur dari genarasi pertama. Mereka lebih banyak memikirkan pengembangan dari apa yang telah diraih oleh generasi pertama. Genersi ketiga adalah generasi penjaga tradisi yang mewarisi hasil yang cukup besar dari generasi sebelumnya, namun biasanya keuletan mereka tak seperti generasi sebelumnya, penyakit-penyakit masyarkat yang biasa kemalasan, gaya hidup hedonisme dan kejahatan mulai bermunculan. Generasi keempat adalah penikmat. Generasi ini biasanya kurang tangguh. Kehidupan yang serba menyenangkan membuat mereka selalu ingin cepat dalam meraih kesenangan tapi malas mengusahakannya. Produktifitas mereka seringkali tidak seimbang dengan selera mereka yang tinggi. Generasi kelima biasanya generasi manja, generasi yang hanya ingin enak, mereka hanya ingin menghambur-hamburkan apa yang sudah ada, mereka juga malas berjuang. Dalam keadaan ini biasanya suatu bangsa akan hancur, secara internal mereka carut marut sehingga pihak luar sangat mudah dihancurkan.
Saat inilah ajal peradaban terjadi, genarasi penikmat yang bertugas untuk melanjutkan hasil dari genarasi sebelumnya tidak mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi. Kondisi ini terjadi karena pada generasi ini berada pada situasi dan kondisi yang serba dimanjakan. Bagi HMI adalah pilihan, menjadi generasi pertama atau kelima? Kesadaran, keyakinan dan kecepatan gerak nampaknya menjadi kebutuhan primer dimassa sekarang. Melalui tradisi intelektual yang mendasar pada HMI selayaknya HMI kembali menjadi organisasi kemahasiswaan pelopor gerakan oposisi terhadap tirani pemerintah. Dengan tradisi intelektual juga HMI seyogyanya mampu mereformasi diri menjadi sebuah organisasi yang modern. Namun tetap pada bingkai keummatan, sehingga kader HMI nantinya tidak terjebak dalam pragmatisme gerakan dan tidak tercebur dalam politik praktis yang akan membuat HMI lupa kepada ummat.
Kesadaran untuk selalu merubah diri dan menjadi lebih baik adalah satu keniscayaan manusia, agar kader-kader HMI masih memiliki tempat sebagai kader bangsa dalam menjawab tantangan yang menjadi problematika dimasyarakat, hanya NDP yang layak menjadi basis ideolgi sebuah perjuangan dalam menterjemahkan visi HMI bagi seorang kader HMI, yaitu berorientasi terhadap terbentuknya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT, dan sudah seharusnya NDP mejadi pahyaman yang mendapatkan prioritas, karena apalah artinya perjuangan yang tanpa didasari nilai-nilai ideology, sehingga berlaku satu hukum bahwa semakin jauh kader HMI dari ideologinya dasarnya (NDP) maka akan semakin jauh peran kader-kader HMI dari harapan yang diinginkan umat dan bangsa dari eksistensi kader-kadernya.
Berbagai pelatihan sebagai salah satu sarana untuk membekali diri para kader untuk lebih memahami filosofi perjuangan HMI. Salah satunya adalah latihan kader II (Intermediate Training). Dengan berbagai materi dan informasi yang akan disampaikan diharapkan para kader mampu mengaktualisasikan diri dan berjaung dengan tetap berada pada koridor perjuangan HMI dan bangsa.
Langganan:
Postingan (Atom)